Breaking News
Loading...
Rabu, 10 November 2010

Tugas bahasa Indonesia IV

4.1. Pemakaian atau penggunaan kata dalam bahasa Indonesia sangat di pengaruhi oleh kejelian dalam memilih kata karena bisa mengganggu perasaan pembaca atau pendengar .
a) Maka dari itu harus diperhatikan aspek – aspek sebagai berikut :
    1. Ketepatan :
    2. Keserasian atau kesesuaian :
    3. Kelaziman :
b) Ketepatan pemilihan kata.
Ketepatan pemilihan kata erat kaitannya dengan makna kata padanan arti, tetapi sering juga tidak dapat saling menggantikan , misalkan :

4.1.1 Penggunaan kata sinonim.

          Sinonim -- > berasal dari bahasa Yunani Kuno “Syn” --> berarti dengan dan “Onoma” -- > berarti nama. Sinonim merupakan kata - kata yang mempunyai kesamaan arti walau arti kata – kata itu tidaklah sama betul. Dalam kalimat tertentu, suatu kata mungkin dapat digunakan, tetapi dalam kalimat lain tidak dapat.

          Dalam istilahnya sinonim merupakan dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan.

          Sinonim ini dipergunakan untuk mengalih-alihkan pemakaian kata pada empat tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Dalam pemakaiannya bentuk-bentuk kata yang bersinonim akan menghidupkan Bahasa seseorang dan mengonkretkan bahasa seseorang segingga kejelasan komunikasi (lewat bahasa itu) akan terwujud. Dalam hal ini pemakai bahasa dapat memilih bentuk kata mana yang paling tepat untuk dipergunakan sesuai dengan kebutuhan dan situai yang dihadapinya.

Contoh :

i. Ibu  Bunda
ii. Pahit  Getir
iii. Bapak  Ayah
iv. Kakak  Kakanda
v. Pakaian  Baju
vi. Bertemu  Berjumpa
vii. Binatang  Fauna
viii. Bohong  Dusta
ix. Haus  Dahaga

4.1.2 Penggunaan kata berkonotasi dan berdenotasi.

          Secara singkat konotasi dapat diartikan sebagai makna yang tidak sebenarnya pada kata atau kelompok kata. Oleh karena itu, makna konotasi sering disebut juga dengan istilah makna kias. Lebih lanjut, makna konotasi dapat dijabarkan sebagai makna yang diberikan pada kata atau kelompok kata sebagai perbandingan agar apa yang dimaksudkan menjadi jelas dan menarik.

          Sedangkan denotasi adalah makna sebenarnya yang terdapat pada kata tersebut. Atau secara singkat denotasi diartikan sebagai makna sebenarnya. Makna sebenarnya yang dimaksud adalah makna dasar kata yang terdapat dalam kamus (KBBI).

1) BUAH TANGAN
*K= Ayah Andi membawa buah tangan dari Jakarta.
*D= Saya membawa oleh-oleh dari kampung halaman.

2) PANJANG TANGAN
*K= Orang itu ditangkap polisi karena panjang tangan.
*D= Polisi menangkap seorang pencuri di pasar.

3) BUAH BIBIR
*K= Anti menjadi buah bibir karena malas kesekolah.
*D= Dimas jadi bahan pembicaraan di rumahnya karena kenakalannya.

4) BERBADAN DUA
*K= Ibu Mia sering makan rujak karena sedang berbadan dua.
*D= Perut ibu saya sudah mulai membesar karena sedang hamil tiga bulan.

5) TANGAN KANAN
*K= Ayah saya ditunjuk sebagai tangan kanan oleh bosnya di kantor.
*D= Pak Andi adalah orang kepercayaan di kantornya.

6) KAMBING HITAM
*K= Orang itu selalu dijadikan kambing hitam jika ada masalah.
*D= Andi selalu di jadikan pokok permasalahan jika ada masalah padahal belu tentudia yang bersalah.

7) SIJANTUNG HATI
*K= Sherly mencari sijantung hatinya yang tak kunjung kembali.
*D= Emi sedih karena sang kekasihnya pergi meninggalkannya.

8) BERTIRAIKAN BANIR
*K= Mana peduli Pemerintah terhadap Masyarakat saat ini,yang kebanyakan Bertiraikan banir.
*D= Pemerintah seharusnya lebih memperhatik orang yang teramat miskin dan tidak Punya rumah.

9) SEBATANG KARA
*K= Kasihan nasib si bungsu,sekarang ia hanya sebatang kara.
*D= Anak itu kasihan sekali sudah tidak punya sanak saudara lagi.

10) TIPIS BIBIR
*K= Tina djuluki tipis bibir dikelasnya apalagi jika berdiskusi dia yang paling hebat
*D= Anak itu pandai berbicarapada saat berdiskusi.

11) BERDARAH PUTIH
*K= Selain parasnya cantik, ternyata dia berdarah putih, mana anaknya anggun dan Soleh lagi.
*D= Gadis itu seperti orang India padahal dia masih keturunan bangsawan.

12) MEMBUSUNGKAN DADA
*K= Pak Ismail baru jadi juragan beras jika berjalan selalu membusungkan dada dan tak mau melemparkan senyum buat kami.
*D= Pak Amir orang yang paling sombong di kompleks rumahnya.

13) KERBAU PEMBULANG TALI
*K= Aku bingung dengan sikap Andi, Dia seperti kerbau pembulang tali.
*D= Amir adalah Orang yang berpendirian tidak tetap.

14) KAKI TANGAN
*K= Di PT. Maju Mundur, Pak Darman sebagai kaki tangan di Perusahaan tersebut.
*D= Ayah Budi adalah pembantu utama dikantor Ia bekerja.

15) BIANG KELADI
*K= Ternyata si Tono, biang keladi semua masalah yang ada.
*D= Semua masalah yang terjadi Andi lah yang menyebabkan perselisihan.

16) BERBANTAL LENGAN
*K= Moral muda mudi saat ini, sangat minim walaupun mereka berbantal lengan tanpa ada ikatan mereka biasa biasa saja.
*D= Anak muda sekarang sudah tidak bermoral karena sudah berani tidur bersama- sama dengan kekasihnya tanpa ada ikatan pernikahan.

17) MAKAN DARAH
*K= Akibat sering makan darah, hidupnya tidak akan bahagia malah mereka akan sengsara.
*D= Pemerintah tidak pernah memperdulikan rakyat yang ada dibawahnya malah mengambil untung terlalu besar kepada Orang miskin.

18) BERBAU DUA
*K= Si Aminah ternyata berbau dua dan dia seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
*D= Orang itu telah berbuat kesalahan besar dikantornya dan tidak berani mengungkapkannya.

19) BUAYA PASAR
*K= Siapa yang menyangka Anak Bu Hamida ternyata buaya pasar dikampungnya.
*D= Anak muda itu adalah Orang yang kerjanya mencopet dipasar setiap hari.

20) JINAK JINAK MERPATI
*K= Anak gadis sekarang kebanyakan yang jinak jinak merpati.
*D= Gadis itu tampak muda didekati tetapi kenyataannya sulit.

4.1.3 Penggunaan kata atau istilah asing.

          Unsur bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia harus mempertajam daya ungkap pemakai bahasa Indonesia dan memungkinkan orang menyatakan makna konsep atau gagasan secara tepat. Penyerapan unsur bahasa asing itu harus dilakukan secara selektif. Kosakata serapan itu dapat mengisi kerumpangan atau kekosongan konsep makna yang tidak ditemukan di dalam khazanah bahasa Indonesia. Di samping bentuk dan makna kata serapan itu, memang diperlukan kehadirannya dalam bahasa Indonesia untuk kepentingan pemerkayaan konsep-konsep makna yang dapat menunjang laju pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia menatap masa depan.

Contoh Penggunaan kata atau istilah asing :

i. laju inflasi diterjemahkan dari inflation rate (Inggris)
ii. mikrogelombang diterjemahkan dari microwave (Inggris)
iii. paruhwaktu diterjemahkan dari half-time (Inggris)
iv. penggal waktu diterjemahkan dari part-time (Inggris)
v. purnawaktu diterjemahkan dari full-time (Inggris)

4.1.4 Penggunaan kata umum dan khusus.

          Pembedaan suatu kata ke dalam kategori "kata umum" atau "kata khusus" terkadang sangat menentukan pemahaman kita terhadap teks. Kekeliruan dalam kategorisasi dapat berakibat salah paham. Dalam artikel yang berjudul "Elohim: Kata Umum atau Nama Diri", kita dapat melihat bagaimana kesalahan kategorisasi kata "Elohim" ini mengakibatkan konsep Allah dalam Alkitab jadi sulit dipahami dengan logika pembaca umum, sehingga menyebabkan kesalahpahaman. Salah satu penyebab kesalahpahaman adalah salah kategorisasi kata.
          Dalam artikel ini kita akan belajar mengenai kategorisasi kata menjadi kata umum (generic) dan kata khusus (spesific).

Kata umum Merupakan kata-kata yang pemakaiannya dan maknanya bersifat umum dan luas. Bidang dan obyek yang dicakup oleh kata umum itu luas dan tidak secara spesifik merujuk atau merepresentasikan bidang atau obyek tertentu. Jenis kata umum tidak memiliki pertalian yang erat dengan obyeknya. Sebagai akibatnya, kata umum kurang memberi daya imajinasi kepada audiens atau pembaca. Citra dalam pikiran audiens/ pembaca masih samar.

Kata khusus Merupakan kata-kata yang pemakaiannya dan maknanya bersifat spesifik dan sempit dan yang merujuk kepada pengertian kongkret dan tertentu. Bidang, ruang lingkup, dan obyek yang dicakup oleh kata khusus itu sempit dan dia secara spesifik merujuk atau merepresentasikan bidang, ruang lingkup, atau obyek yang sempit, di samping juga hanya meliputi aspek tertentu saja.
Jenis kata khusus memiliki pertalian yang erat dengan obyeknya. Sebagai akibatnya, kata khusus memberi daya imajinasi kepada audiens atau pembaca. Citra dalam pikiran audiens/ pembaca tidak samar.

Komunikator lebih tepat menggunakan kata khusus bila ingin memperoleh pengertian yang lebih pas dengan apa yang dia maksudkan.

Contoh kata umum dan kata khusus :

kata umum kata khusus.
1. Masykur senang makan buah-buahan segar. Masykur senang makan jam-blang segar.
2. Tukang palak itu sering memalak kendaraan umum yang lewat. Tukang palak itu sering mema-lak bis kopaja yang lewat.
3. Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya harta. Anak yang cacat fisik dan men-tal itu tidak punya rumah.
4. Orang tua kami anggota Kor-pri. Ibu saya seorang guru SD.
5. Saya ingin menjadi sarjana pendidikan, oleh karena itu sekarang kuliah di FKIP Un-inus. Saya ingin menjadi seorang ha-kim oleh karena itu sekarang kuliah Fakultas Hukum.

4.1.5 penggunaan kata yang mirip dalam ejaannya.

          Bila penulis sendiri tidak mampu membedakan kata-kata yang mirip ejaannya itu, makna akan membawa akibat yang tidak diinginkan, yaitu salah paham. Dan waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing, terutama kata-kata asing yang mengandung akhiran asing tersebut.

Contoh kata-kata yang mirip dalam ejaannya :

i. karton-kartun.
ii. bahwa-bawah-bawa.
iii. korporasi-koperasi.
iv. preposisi-proposisi.
v. interferensi-inferensi.
4.1.6 Penggunaan kata idiom.

          Idiom adalah ujaran yang penggunaannya dalam suatu bahasa itu khas bagi suatu bahasa dan komunitas, baik dalam hal konstruksi gramatikal maupun dalam hal makna yang tidak dapat diketahui dari gabungan makna kata-kata yang digunakan dalam idiom tersebut. Idiom itu fenomena berbahasa yang lumrah, yang dapat ditemukan dalam berbagai bahasa, dari bahasa kuno berusia ribuan tahun sampai pada bahasa-bahasa modern. Dalam linguistik, masih diperdebatkan apakah idiom dianggap sebagai gaya bahasa yang bertentangan dengan principle of compositionality (prinsip penyusunan) atau tidak.

i. Ringan tangan  suka membantu
Dia pemuda yang ringan tangan. Setiap kali melihat ada yang kesusahan, segera saja ia membantu semampunya.

ii. Ringan tangan  suka memukul
Ringan tangan sekali dia! Hanya karena tersenggol, dia menghajar orang.

iii. Membanting tulang  bekerja Keras
Setelah membanting tulang seharian, Doni tertidur pulas sekali.

iv. Si jago merah  api
Rumah paijo hangus dilalap sijago merah hanya dalam waktu 30 menit.

v. Cuci mata  mencari hiburan dengan melihat
sesuatu yang indah
Kemarin malam Bejo dan Tutik cuci mata di Royal Plasa.

          Idiom pada umumnya merupakan metafora yang digunakan sehari-hari dalam bahasa percakapan (colloquial metaphor). Untuk memahami metafora tersebut, kita perlu berada di dalam budaya tersebut, atau setidaknya memahami pengetahuan dan informasi yang mendasar, serta mempunyai pengalaman berinteraksi dengan budaya tersebut untuk bisa memahami referensi-referensi kultural dan historis dari suatu idiom. Dipandang dari sudut peranannya dalam kehidupan bermasyarakat, idiom lebih merupakan dari budaya. Sebagai bagian budaya, tentu saja maknanya tidak bisa didapat dari elemen-elemen penyusunnya.

4.1.7 Penggunaan kata yang lugas.

          Merupakan kata dan kalimat yang digunakan sederhana, tanpa basa-basi, tidak mengandung makna ganda, dan tidak memberi kemungkinan salah tafsir.
Lugas berarti bahasa yang digunakan tidak menimbulkan tafsir ganda. Bentuk dan pilihan kata serta susunan kalimatnya hanya memungkinkan satu pilihan tafsiran, yaitu tafsiran yang sesuai dengan maksud penulis.

Contoh kata lugas :

i. Bendaharawan itu sedang makan.
ii. sepanjang pengetahuan saya Struktur Bahasa Tengger belum pernah diadakan penelitian.
iii. setahu saya Struktur Bahasa Tengger belum pernah diteliti.
iv. Olahragawan itu senang memelihara codot hitam.
v. Pak Kimung minum teh sisri di pematang sawah.

4.2. Pemilihan kata yang serasi.

          Penggunaan kata dari pemilihan kata yang tidak serasi atau tidak sesuai akan menimbulkan kejanggalan-kejanggalan dalam berkomunikasi baik tulis maupun lisan oleh karena itu berkaitan dengan pemilihan kata yang serasi dipakai pada saat :

  • Situasi pembicaraan
  • Tema yang bicarakan
  • Tujuan pembicaraan
  • Orang yang diajak bicara


4.3. Pemilihan kata yang lazim atau umum.

          Pemilihan kata sebelum digunakan selain harus tepat, serasi juga harus lazim karena kata-kata yang kurang lazim hanya akan menimbulkan kejanggalan dan kebingungan bagi pembaca atau pendengarnya.

Catatan :
Sampai saat ini masih sering ditemukan pemilihan kata yang sebenarnya mempunyai arti yang berlawanan dari kata yang digantikannya.
Next
This is the most recent post.
Posting Lama

0 komentar :

Posting Komentar

Back To Top