Breaking News
Loading...

Media News

Tech News

Random Post

Recent Post

Rabu, 10 November 2010
no image

Tugas bahasa Indonesia IV

4.1. Pemakaian atau penggunaan kata dalam bahasa Indonesia sangat di pengaruhi oleh kejelian dalam memilih kata karena bisa mengganggu perasaan pembaca atau pendengar .
a) Maka dari itu harus diperhatikan aspek – aspek sebagai berikut :
    1. Ketepatan :
    2. Keserasian atau kesesuaian :
    3. Kelaziman :
b) Ketepatan pemilihan kata.
Ketepatan pemilihan kata erat kaitannya dengan makna kata padanan arti, tetapi sering juga tidak dapat saling menggantikan , misalkan :

4.1.1 Penggunaan kata sinonim.

          Sinonim -- > berasal dari bahasa Yunani Kuno “Syn” --> berarti dengan dan “Onoma” -- > berarti nama. Sinonim merupakan kata - kata yang mempunyai kesamaan arti walau arti kata – kata itu tidaklah sama betul. Dalam kalimat tertentu, suatu kata mungkin dapat digunakan, tetapi dalam kalimat lain tidak dapat.

          Dalam istilahnya sinonim merupakan dua kata atau lebih yang pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan.

          Sinonim ini dipergunakan untuk mengalih-alihkan pemakaian kata pada empat tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Dalam pemakaiannya bentuk-bentuk kata yang bersinonim akan menghidupkan Bahasa seseorang dan mengonkretkan bahasa seseorang segingga kejelasan komunikasi (lewat bahasa itu) akan terwujud. Dalam hal ini pemakai bahasa dapat memilih bentuk kata mana yang paling tepat untuk dipergunakan sesuai dengan kebutuhan dan situai yang dihadapinya.

Contoh :

i. Ibu  Bunda
ii. Pahit  Getir
iii. Bapak  Ayah
iv. Kakak  Kakanda
v. Pakaian  Baju
vi. Bertemu  Berjumpa
vii. Binatang  Fauna
viii. Bohong  Dusta
ix. Haus  Dahaga

4.1.2 Penggunaan kata berkonotasi dan berdenotasi.

          Secara singkat konotasi dapat diartikan sebagai makna yang tidak sebenarnya pada kata atau kelompok kata. Oleh karena itu, makna konotasi sering disebut juga dengan istilah makna kias. Lebih lanjut, makna konotasi dapat dijabarkan sebagai makna yang diberikan pada kata atau kelompok kata sebagai perbandingan agar apa yang dimaksudkan menjadi jelas dan menarik.

          Sedangkan denotasi adalah makna sebenarnya yang terdapat pada kata tersebut. Atau secara singkat denotasi diartikan sebagai makna sebenarnya. Makna sebenarnya yang dimaksud adalah makna dasar kata yang terdapat dalam kamus (KBBI).

1) BUAH TANGAN
*K= Ayah Andi membawa buah tangan dari Jakarta.
*D= Saya membawa oleh-oleh dari kampung halaman.

2) PANJANG TANGAN
*K= Orang itu ditangkap polisi karena panjang tangan.
*D= Polisi menangkap seorang pencuri di pasar.

3) BUAH BIBIR
*K= Anti menjadi buah bibir karena malas kesekolah.
*D= Dimas jadi bahan pembicaraan di rumahnya karena kenakalannya.

4) BERBADAN DUA
*K= Ibu Mia sering makan rujak karena sedang berbadan dua.
*D= Perut ibu saya sudah mulai membesar karena sedang hamil tiga bulan.

5) TANGAN KANAN
*K= Ayah saya ditunjuk sebagai tangan kanan oleh bosnya di kantor.
*D= Pak Andi adalah orang kepercayaan di kantornya.

6) KAMBING HITAM
*K= Orang itu selalu dijadikan kambing hitam jika ada masalah.
*D= Andi selalu di jadikan pokok permasalahan jika ada masalah padahal belu tentudia yang bersalah.

7) SIJANTUNG HATI
*K= Sherly mencari sijantung hatinya yang tak kunjung kembali.
*D= Emi sedih karena sang kekasihnya pergi meninggalkannya.

8) BERTIRAIKAN BANIR
*K= Mana peduli Pemerintah terhadap Masyarakat saat ini,yang kebanyakan Bertiraikan banir.
*D= Pemerintah seharusnya lebih memperhatik orang yang teramat miskin dan tidak Punya rumah.

9) SEBATANG KARA
*K= Kasihan nasib si bungsu,sekarang ia hanya sebatang kara.
*D= Anak itu kasihan sekali sudah tidak punya sanak saudara lagi.

10) TIPIS BIBIR
*K= Tina djuluki tipis bibir dikelasnya apalagi jika berdiskusi dia yang paling hebat
*D= Anak itu pandai berbicarapada saat berdiskusi.

11) BERDARAH PUTIH
*K= Selain parasnya cantik, ternyata dia berdarah putih, mana anaknya anggun dan Soleh lagi.
*D= Gadis itu seperti orang India padahal dia masih keturunan bangsawan.

12) MEMBUSUNGKAN DADA
*K= Pak Ismail baru jadi juragan beras jika berjalan selalu membusungkan dada dan tak mau melemparkan senyum buat kami.
*D= Pak Amir orang yang paling sombong di kompleks rumahnya.

13) KERBAU PEMBULANG TALI
*K= Aku bingung dengan sikap Andi, Dia seperti kerbau pembulang tali.
*D= Amir adalah Orang yang berpendirian tidak tetap.

14) KAKI TANGAN
*K= Di PT. Maju Mundur, Pak Darman sebagai kaki tangan di Perusahaan tersebut.
*D= Ayah Budi adalah pembantu utama dikantor Ia bekerja.

15) BIANG KELADI
*K= Ternyata si Tono, biang keladi semua masalah yang ada.
*D= Semua masalah yang terjadi Andi lah yang menyebabkan perselisihan.

16) BERBANTAL LENGAN
*K= Moral muda mudi saat ini, sangat minim walaupun mereka berbantal lengan tanpa ada ikatan mereka biasa biasa saja.
*D= Anak muda sekarang sudah tidak bermoral karena sudah berani tidur bersama- sama dengan kekasihnya tanpa ada ikatan pernikahan.

17) MAKAN DARAH
*K= Akibat sering makan darah, hidupnya tidak akan bahagia malah mereka akan sengsara.
*D= Pemerintah tidak pernah memperdulikan rakyat yang ada dibawahnya malah mengambil untung terlalu besar kepada Orang miskin.

18) BERBAU DUA
*K= Si Aminah ternyata berbau dua dan dia seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
*D= Orang itu telah berbuat kesalahan besar dikantornya dan tidak berani mengungkapkannya.

19) BUAYA PASAR
*K= Siapa yang menyangka Anak Bu Hamida ternyata buaya pasar dikampungnya.
*D= Anak muda itu adalah Orang yang kerjanya mencopet dipasar setiap hari.

20) JINAK JINAK MERPATI
*K= Anak gadis sekarang kebanyakan yang jinak jinak merpati.
*D= Gadis itu tampak muda didekati tetapi kenyataannya sulit.

4.1.3 Penggunaan kata atau istilah asing.

          Unsur bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia harus mempertajam daya ungkap pemakai bahasa Indonesia dan memungkinkan orang menyatakan makna konsep atau gagasan secara tepat. Penyerapan unsur bahasa asing itu harus dilakukan secara selektif. Kosakata serapan itu dapat mengisi kerumpangan atau kekosongan konsep makna yang tidak ditemukan di dalam khazanah bahasa Indonesia. Di samping bentuk dan makna kata serapan itu, memang diperlukan kehadirannya dalam bahasa Indonesia untuk kepentingan pemerkayaan konsep-konsep makna yang dapat menunjang laju pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia menatap masa depan.

Contoh Penggunaan kata atau istilah asing :

i. laju inflasi diterjemahkan dari inflation rate (Inggris)
ii. mikrogelombang diterjemahkan dari microwave (Inggris)
iii. paruhwaktu diterjemahkan dari half-time (Inggris)
iv. penggal waktu diterjemahkan dari part-time (Inggris)
v. purnawaktu diterjemahkan dari full-time (Inggris)

4.1.4 Penggunaan kata umum dan khusus.

          Pembedaan suatu kata ke dalam kategori "kata umum" atau "kata khusus" terkadang sangat menentukan pemahaman kita terhadap teks. Kekeliruan dalam kategorisasi dapat berakibat salah paham. Dalam artikel yang berjudul "Elohim: Kata Umum atau Nama Diri", kita dapat melihat bagaimana kesalahan kategorisasi kata "Elohim" ini mengakibatkan konsep Allah dalam Alkitab jadi sulit dipahami dengan logika pembaca umum, sehingga menyebabkan kesalahpahaman. Salah satu penyebab kesalahpahaman adalah salah kategorisasi kata.
          Dalam artikel ini kita akan belajar mengenai kategorisasi kata menjadi kata umum (generic) dan kata khusus (spesific).

Kata umum Merupakan kata-kata yang pemakaiannya dan maknanya bersifat umum dan luas. Bidang dan obyek yang dicakup oleh kata umum itu luas dan tidak secara spesifik merujuk atau merepresentasikan bidang atau obyek tertentu. Jenis kata umum tidak memiliki pertalian yang erat dengan obyeknya. Sebagai akibatnya, kata umum kurang memberi daya imajinasi kepada audiens atau pembaca. Citra dalam pikiran audiens/ pembaca masih samar.

Kata khusus Merupakan kata-kata yang pemakaiannya dan maknanya bersifat spesifik dan sempit dan yang merujuk kepada pengertian kongkret dan tertentu. Bidang, ruang lingkup, dan obyek yang dicakup oleh kata khusus itu sempit dan dia secara spesifik merujuk atau merepresentasikan bidang, ruang lingkup, atau obyek yang sempit, di samping juga hanya meliputi aspek tertentu saja.
Jenis kata khusus memiliki pertalian yang erat dengan obyeknya. Sebagai akibatnya, kata khusus memberi daya imajinasi kepada audiens atau pembaca. Citra dalam pikiran audiens/ pembaca tidak samar.

Komunikator lebih tepat menggunakan kata khusus bila ingin memperoleh pengertian yang lebih pas dengan apa yang dia maksudkan.

Contoh kata umum dan kata khusus :

kata umum kata khusus.
1. Masykur senang makan buah-buahan segar. Masykur senang makan jam-blang segar.
2. Tukang palak itu sering memalak kendaraan umum yang lewat. Tukang palak itu sering mema-lak bis kopaja yang lewat.
3. Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya harta. Anak yang cacat fisik dan men-tal itu tidak punya rumah.
4. Orang tua kami anggota Kor-pri. Ibu saya seorang guru SD.
5. Saya ingin menjadi sarjana pendidikan, oleh karena itu sekarang kuliah di FKIP Un-inus. Saya ingin menjadi seorang ha-kim oleh karena itu sekarang kuliah Fakultas Hukum.

4.1.5 penggunaan kata yang mirip dalam ejaannya.

          Bila penulis sendiri tidak mampu membedakan kata-kata yang mirip ejaannya itu, makna akan membawa akibat yang tidak diinginkan, yaitu salah paham. Dan waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing, terutama kata-kata asing yang mengandung akhiran asing tersebut.

Contoh kata-kata yang mirip dalam ejaannya :

i. karton-kartun.
ii. bahwa-bawah-bawa.
iii. korporasi-koperasi.
iv. preposisi-proposisi.
v. interferensi-inferensi.
4.1.6 Penggunaan kata idiom.

          Idiom adalah ujaran yang penggunaannya dalam suatu bahasa itu khas bagi suatu bahasa dan komunitas, baik dalam hal konstruksi gramatikal maupun dalam hal makna yang tidak dapat diketahui dari gabungan makna kata-kata yang digunakan dalam idiom tersebut. Idiom itu fenomena berbahasa yang lumrah, yang dapat ditemukan dalam berbagai bahasa, dari bahasa kuno berusia ribuan tahun sampai pada bahasa-bahasa modern. Dalam linguistik, masih diperdebatkan apakah idiom dianggap sebagai gaya bahasa yang bertentangan dengan principle of compositionality (prinsip penyusunan) atau tidak.

i. Ringan tangan  suka membantu
Dia pemuda yang ringan tangan. Setiap kali melihat ada yang kesusahan, segera saja ia membantu semampunya.

ii. Ringan tangan  suka memukul
Ringan tangan sekali dia! Hanya karena tersenggol, dia menghajar orang.

iii. Membanting tulang  bekerja Keras
Setelah membanting tulang seharian, Doni tertidur pulas sekali.

iv. Si jago merah  api
Rumah paijo hangus dilalap sijago merah hanya dalam waktu 30 menit.

v. Cuci mata  mencari hiburan dengan melihat
sesuatu yang indah
Kemarin malam Bejo dan Tutik cuci mata di Royal Plasa.

          Idiom pada umumnya merupakan metafora yang digunakan sehari-hari dalam bahasa percakapan (colloquial metaphor). Untuk memahami metafora tersebut, kita perlu berada di dalam budaya tersebut, atau setidaknya memahami pengetahuan dan informasi yang mendasar, serta mempunyai pengalaman berinteraksi dengan budaya tersebut untuk bisa memahami referensi-referensi kultural dan historis dari suatu idiom. Dipandang dari sudut peranannya dalam kehidupan bermasyarakat, idiom lebih merupakan dari budaya. Sebagai bagian budaya, tentu saja maknanya tidak bisa didapat dari elemen-elemen penyusunnya.

4.1.7 Penggunaan kata yang lugas.

          Merupakan kata dan kalimat yang digunakan sederhana, tanpa basa-basi, tidak mengandung makna ganda, dan tidak memberi kemungkinan salah tafsir.
Lugas berarti bahasa yang digunakan tidak menimbulkan tafsir ganda. Bentuk dan pilihan kata serta susunan kalimatnya hanya memungkinkan satu pilihan tafsiran, yaitu tafsiran yang sesuai dengan maksud penulis.

Contoh kata lugas :

i. Bendaharawan itu sedang makan.
ii. sepanjang pengetahuan saya Struktur Bahasa Tengger belum pernah diadakan penelitian.
iii. setahu saya Struktur Bahasa Tengger belum pernah diteliti.
iv. Olahragawan itu senang memelihara codot hitam.
v. Pak Kimung minum teh sisri di pematang sawah.

4.2. Pemilihan kata yang serasi.

          Penggunaan kata dari pemilihan kata yang tidak serasi atau tidak sesuai akan menimbulkan kejanggalan-kejanggalan dalam berkomunikasi baik tulis maupun lisan oleh karena itu berkaitan dengan pemilihan kata yang serasi dipakai pada saat :

  • Situasi pembicaraan
  • Tema yang bicarakan
  • Tujuan pembicaraan
  • Orang yang diajak bicara


4.3. Pemilihan kata yang lazim atau umum.

          Pemilihan kata sebelum digunakan selain harus tepat, serasi juga harus lazim karena kata-kata yang kurang lazim hanya akan menimbulkan kejanggalan dan kebingungan bagi pembaca atau pendengarnya.

Catatan :
Sampai saat ini masih sering ditemukan pemilihan kata yang sebenarnya mempunyai arti yang berlawanan dari kata yang digantikannya.
no image

Tugas bahasa Indonesia III (lanjutan)

EJAAN BAHASA INDONESIA (LANJUTAN)
A. Kalimat-kalimat yang belum menggunakan huruf yang benar I :
1. Apakah dekan pertanian sependapat dengan perpindahan fakultas itu?
2. Setiap jurusan sudah ada ketua jurusannya, kecuali jurusan teknik
mesin.
3. Kepadamu tuhan, hambamu memohon.
4. Penggunaan bahasa Indonesia di berbagai perguruan tinggi masih belum
menunjukkan hasil yang menggembirakan.
5. Novel “perjalanan ke surga” dikarang oleh seorang pendeta.
Penulisan kembali dengan menggunakan huruf yang benar I :
1. Apakah Dekan pertanian sependapat dengan perpindahan fakultas itu ?
2. Setiap jurusan sudah ada ketua jurusannya, kecuali ; jurusan Teknik
Mesin.
3. Kepada-Mu Tuhan, hamba-Mu memohon.
4. Penggunaan bahasa Indonesia di berbagai perguruan tinggi masih
belum menunjukkan hasil yang menggembirakan.
5. Novel “Perjalanan ke Surga” dikarang oleh seorang Pendeta.
B. Kalimat-kalimat yang belum menggunakan huruf yang benar II :
1. Sepeda yang kau pinjam itu dibelikan kakak saya.
2. Laporan pertanggungan jawab harus diserahkan hari ini.
3. Adik-adik saya lari tunggang langgang karena ketakutan.
4. Ke-2 kakak saya pergi keluar negeri.
5. Bagaimana pun kalau ayah pulang aku pun ikut pulang.
Penulisan kembali dengan menggunakan huruf yang benar II :
1. Sepeda yang kau pinjam itu dibelikan kakak saya.
2. Laporan pertanggungan jawab harus diserahkan hari ini.
3. Adik-adik saya lari tunggang- langgang karena ketakutan.
4. Ke dua kakak saya pergi keluar negeri.
5. Bagaimanapun kalau ayah pulang aku pun ikut pulang.
C. Huruf D :
a. 1. Tanda Titik (.)
- Saya suka makan nasi.
- Adik membeli roti.
2. Tanda Koma (,)
- Saya menjual baju, celana, dan sabun.
- Nenek membeli obat, gula, dan garam.
3. Tanda Titik Koma (;)
- Malam makin larut; kami belum selesai juga.
- Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur,
adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri
asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
4. Tanda Titik Dua (:)
- Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi
sudah terbit.
- Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi
Perusahaan.
5. Tanda Tanya (?)
- Dimanakah rumah Ani sekarang?
- Siapakah yang membeli obat Ayah?
6. Tanda Seru (!)
- Bersihkan meja itu sekarang !
- Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
7. Tanda Kurung Tutup ((...))
- Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang
kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
secara berkala.
- Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah
Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.
8. Tanda Kurung Siku ([...])
- Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
- Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam
Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
9. Tanda Petik dua (“...”)
- Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa
Indonesia.”
- Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
10. Tanda Petik Tunggal (‘...’)
- Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?”
- "Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak
pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
11. Tanda Ulang (2)
- Seorang anak sedang bermain-main dengan api.
- Anak ubhara kemarin tidur-tiduran dikelas.
b. Tanda baca dipisahkan satu spasi dengan huruf atau tanda baca
yang mendahuluinya, tidak dengan yang mengikutinya :
1. Tanda Kurung Buka ((...)
- Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c)
tempat, dan (c) promosi.
- Pembalap itu berasal dari (kota) Surabaya.
2. Tanda Kurung Siku Bagian Awal ([...)
- Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
- Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam
Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
3. Tanda Petik Bagian Awal (“...)
- "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
- Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 bu"Saya belum siap,"
kata Mira, "tunggu sebentar!"
4. Tanda Petik Tunggal Bagian Awal (‘...)
- Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
- "Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak
pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
5. Tanda Apostrof (')
- 1 Januari '88
- Ali 'kan kusurati
c. Tanda baca tidak dipisahkan oleh spasi dari tanda baca dan huruf
yang mendahului maupun yang mengikutinya :
1. Tanda Garis Miring (/)
- tahun ajaran 1985/1986
- Jalan Kramat III/10
2. Tanda Hubung (-)
- PT. Megamendung di bangun pada tanggal 2-11-2001.
- Anak-anak bermain kembang api.
3. Tanda Pisah (−)
- Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia
terbesar.
- −4 sampai −6 °C, bukan −4–−6 °C
Huruf E :
a. Bag 1
Penggunaan Tanda Titik (.)
1. Mengakhiri kalimat yang bukan pertanyaan atau perintah :
- Dimas belum makan.
- Ayah pergi bekerja.
2. Akhir singkatan nama orang :
- Irwan S. Gatot
- George W. Bush
3. Akhir singkatan gelar :
- Drs. SUHARTO. SH.,M.Hum
- Ir. SUTOPO, SE
4. Singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum :
- Beno membawa gelas, piring, dll. (dan lain-lain)
- IMB di laksanakan di kota Surabaya, Madiun, dsb. (dan
sebagainya)
5. Di belakang angka huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar :
- BAB I PENDAHULUAN
1.1 SEJARAH SINGKAT
1.2 VISI DAN MISI
- III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktorat Jendral Agraria
6. Pemisah angka ribuan dan kelipatannya yang menyatakan jumlah :
- Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.
- Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael.
7. Pemisah angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau
jangka waktu :
- Sekarang pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
- J\adwal keberangkatan kereta Dhoho ke Tulungagung pukul
10.45.55 (pukul 10 lewat 45 menit 55 detik)
Bag 2
1. Angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menyatakan
jumlah :
- Nomor gironya 5645678.
- Lihat halaman 2345 dan seterusnya.
2. Singkatan selain nama orang, gelar, jabatan, sapaan, pangkat, dan
singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum :
- Setiawan bermain dgn anak itu.
- Orang yg hebat itu menarik sekali.
3. Singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan
mata uang :
- Deni mempunyai uang sebesar 2000 $
- O2 adalah nama lain dari oksigen.
4. Akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi,
tabel, dan sebagainya :
- Laskar pelangi
- Berlabuh di pelabuhan Tanjung Perak
5. Di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan
alamat penerima surat :
- Jalan mastrip no 52
- Yth.Sdr.Rico haryanto
b. Tanda Koma (,)
Di gunakan dalam hal :
1. Diantara unsur-unsur suatu perincian atau pembilangan :
- Saya membeli udang, kepiting, dan ikan.
- Saya menjual gelang, topi, dan karet.
2. Diantara suatu gelar dengan gelar berikutnya yang berada dibelakang
nama orang :
- Drs. Hadi Sutrisno, M.SI
- Ir Nurhayati Iriani Astuti, MM
3. Diantara nama orang yang diikuti singkatan gelar :
- Mahsina, SE., M.SI
- M. Djajil, SH, MH
4. Pemisah kalimat setara yang satu dengan kalimat setara yang
berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan :
- Saya bergabung dengan Flexi, tetapi tidak aktif.
- Ani tidak tidur di teras, melainkan tidur di kamar.
5. Pemisahan anak kalimat dari induk kalimat :
- Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
- Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
6. Di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang
terdapat di awal kalimat :
- Jadi, saya tidak jadi datang.
- Oleh karena itu, kamu harus datang.
7. Di belakang kata-kata seru, seperti ya, wah, O, aduh, yangterdapat
diawal kalimat :
- Wah, bukan main.
- O, begitu.
8. Pemisahan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat :
- Kata adik, "Saya sedih sekali".
- Kata Ayah, “Belilah minuman”.
9. Di antara (i) nama dan alamat (ii) bagian-bagian alamat (iii) tempat
dan tanggal :
- Surabaya, Indonesia.
- Surabaya, 17 Agustus 1945
10. Pencarian sebagian nama yang di balik susunannya dalam daftar
pustaka :
- Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949 Tatabahasa Baru Bahasa
Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.
- Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6.
Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
11. Di mulai angka persepuluhan atau desimal dan diantara rupiah dan
dalam bilangan :
- Rp12,50
- 12,5 m
12. mengapit keterangan tambahan :
- Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
- Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang
makan sirih.
c. Tanda Titik Koma (;)
Digunakan untuk memisahkan bagian-bagian kalimat majemuk setara
sebagai pengganti kata hubung :
- Malam makin larut; kami belum selesai juga.
- Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik
menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik
mendengarkan siaran pilihan pendengar.
d. Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai di akhir suatu pertanyaan lengkap yang diikuti
rangkaian atau pemeriah :
- Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi
Perusahaan.
- Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja,
dan lemari.
2. Tanda titik dua di pakai sesudah kata atau ungkapan yang
memerlukan pemeriah :
- Ketua : Afianta Rochmanu
- Wakil Ketua : Soldi
3. Tanda titik dua dipakai dalam penulisan teks drama sesudah kata
yang menunjukkan pelaku percakapan :
- Bejo : "Siap, Boss!"
-Suparmin : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
4. Tanda titik dua dipakai (i) diantara nomor dan halaman (ii) diantara
bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, dan (iii) diantara judul dan anak
judul suatu karangan :
- (i) Tempo, I (1971), 34:7
- (iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi,
sudah terbit.
e. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
penggantian baris :
- Di samping cara-cara lama itu ada ju-

ga cara yang baru.

- Walaupun sakit, mereka tetap tidak ma-
u beranjak
2. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal :
- p-a-n-i-t-i-a
- 8-4-1973
3. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas
(i) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan, dan (ii)
penghilangan bagian kelompok kata :
- dua puluh lima-ribuan (20 x 5000)
- tanggung jawab-dan kesetiakawanan-sosial.
4. Memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan :
- Anak-anak bermain sepak bola di lapangan.
- Kita tidak boleh bermain-main api di rumah.
5. Merangkaikan (i) se-dengan kata berikut yang di mulai dengan huruf
kapital, ke-dengan angka, (ii) angka dengan- (iii) singkatan huruf
kapital dengan imbuhan atau kata, (iv) kata yang diikuti kata ganti
Tuhan :
- Lomba cerdas cermat tingkat sd se-Indonesia sudah di mulai.
- Hadiah ke-2 pada lomba jalan sehat ini adalah sepeda motor.
6. merangkai unsur bahasa indonesia dengan unsur bahasa asing :
- Topik kalah di set pertama karna di-smash oleh Bejo.
- Bus jurusan Magelang sudah di-charter oleh SMP Negeri 1 Gresik.
f. Tanda Pisah (—)
1. Membatasi penyisipan kata-kata atau kalimat yang memberi
penjelasan khusus di luar bangun kalimat :
- Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan
oleh bangsa itu sendiri.
- Medan—Ibu kota Sumut—terletak di Sumatera

2. Untuk menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain,
sehingga kalimat menjadi lebih jelas :
- Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atom—telah mengubah persepsi kita tentang alam
semesta.
- Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan
oleh bangsa itu sendir
3. Digunakan sebagai pengganti sampai dengan, ke, atau serapan :
- tanggal 5—10 April 1956

- jalan sehat Mojokerto—Surabaya akan segera di laksanakan besok

pagi
g. Tabda Elipsis (…)
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
- Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
- Kalau sudah … marilah, kita minum.
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah
ada bagian yang dihilangkan.
- Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
- Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
h. Tanda Tanya (?)
Digunakan dalam hal :
1. Akhir Kalimat Tanya :
- Kapan ia berangkat?
- Saudara tahu, bukan?
2. Menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat
dibuktikan kebenarannya :
- Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
- Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
i. Tanda Seru (!)
- Bersihkan kamar itu sekarang juga!
- Masakan! Sampai hati juga ia meninggalkan anak-istrinya!
j. Tanda Kurung ((...))
Digunakan dalam hal :
1. Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan :
- PMI (Palang Merah Indonesia) mengadakan donor darah.
- Supiyem tadi malam di masukan UGD (Unit Gawat Darurat).
2. Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral
pokok Pembicaraan :
- Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan
adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
- Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada)
membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.
3. Mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b)
harga, (c) tempat, dan (c) promosi.
- Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) merupakan seorang
pemimpin Ukraina. Dia juga dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv.
- Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai
Matviy Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina.
no image

Tugas bahasa Indonesia III

BAB III
1. KALIMAT DARI EJAAN VAN OPHUIJSEN, EJAAN SOEWANDI, DAN EYD :
a. EJAAN VAN OPHUIJSEN :
- Toko Madjoe Moendoer berdiri sedjak tahoen 1945.
- Pendoedoek desa itoe hidoep dari bertani .
- Soerabadja adalah kota pahlawan.
- Moesik dangdoet berasal dari Indonesia.
- boedi mengikoeti lomba dayoeng sampan.
b. EJAAN SOEWANDI :
- Kakekku memakai patjung pada saat hujan.
- Tengkulak ikut meningkatkan datja serap pasar.
- Samuel sedang makan pepadja di rumah.
- Ani meragukan proses ujian jang ada.
- Sadja tidak mau melakukan hal itu.
c. EJAAN YANG DI SEMPURNAKAN (EYD)
- Pentas seni selalu menjadi kebanggan sekolah.
- Dukungan dan kerjasama dari teman sangat di butuhkan.
- Panitia berkumpul dan mendiskusikan kemampuan tim.
- Anita menyanyikan lagu-lagu dangdut di pesta pernikahan temannya.
- Anak-anak berseragam putih-biru berebut melihat papan pengumuman.
2. HURUF KAPITAL
1.) Huruf pertama awal kalimat :
- Nilai tukar petani lebih rendah daripada kenaikan inflasi.
- Ayah pergi membeli rokok di toko.
- Olahraga ini hanya terbatas pada terjun dari menara
2.) Huruf pertama petikan langsung :
- “Sudah lama karcis tidak dijual, tetapi mandor Agus tetap meminta uang.”
- “Hari ini adalah hari ulang tahun Somat.”
- “Saya amat prihatin dengan kesengsaraan rakyat setempat.”

3.) Huruf pertama dalam ungkapan-ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, nama Tuhan, termasuk kata ganti Tuhan :
- Kitab suci agama Islam adalah Al-Qur’an.
- Setiap umat Kristen selalu membaca kitab Injil.
- Allah selalu memerintahkan umatnya untuk berbuat baik.
4.) Huruf pertama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti oleh nama orang :
- Budi lulusan Sarjana Hukum tahun 1991 di Universitas Ubhara.
- Bapak Bejo Sugiantoro Sarjana Pendidikan mengunjungi rumah Ayahnya.
- Pak Haji Dermawan mengikuti lomba Cerdas Cermat.
5.) Huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti oleh nama :
- Direktur Susilo PT. Bunga mekar di tangkap satuan Polwiltabes Surabaya, karena diketahui telah mengkonsumsi narkoba.
- Reserse Irham menemukan lokasi persembunyian teroris.
- Dimas dan Kopral Jono pergi menonton pertandingan sepak bola di stadion Gelora Bung Tomo.
6.) Huruf pertama nama orang :
- Semoga Ani cepat sembuh.
- Rumah Bejo di dekat perumahan mewah itu.
- Saya setuju dengan pendapat Budi.
7.) Huruf pertama nama suku, bangsa, dan bahasa :
- Suku Batak, agama Kristen setiap tanggal 25 Desember memperingati Natal.
- Suku Dayak sampai sekarag masih primitif.
- Cerita Malin Kundang berasal dari suku Minangkabau.
8.) Huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan peristiwa sejarah :
- Hari Natal peringati setiap tanggal 25 Desember.
- Pada tanggal 1 Oktober, Fakultas Teknik pergi ke Cubanrondo.
- Negara Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945.

9.) Huruf pertama khas dalam geografi :
- Kota Surabaya sekarang Beriklim Panas.
- Dibawah lereng gunung Cuacanya sangat dingin.
- Angin terjadi karena matahari memanaskan udara dekat khatulistiwa.
10.) Huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama resmi :
- Pasar Pabean telah digusur oleh Pemerintah Kota Surabaya.
- Diknas kota Surabaya kemarin lusa meresmikan pembukaan SD Widya Darma.
- Dinas pendidikan Jakarta mengadakan sidang ulang.

11.) Huruf pertama semua kata didalam buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali partikel yang tidak terletak di posisi awal :
-
-
-
12.) Singkatan nama gelar, nama orang, dan sapaan :
- Hj. Mahmud membuka warung bakso di depan rumahnya.
- Prof. M. Yamin mengadakan penelitian ulang.
- Ketua MPR sekarang yaitu Moch. Yahmin Spd.

13.)
-
-
-

3.HURUF MIRING :
a. Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam skarangan :
- Buku Widya Utama diterbitkan di Jakarta.
- Buku terbitan Erlangga yang paling diminati adalah buku Bahasa Indonesia.
- Koran terlaris di Surabaya yaitu jawa pos.
b. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata :
- Kupu – kupu berterbangan ditaman bunga.
- Semua siswa berlomba – lomba ingin menjadi pemenang.
- Daun pohon jati berguguran dimusim kemarau.
c. Menuliskan kata nama-nama ilmiah atau ungkapan asing maupun daerah terkecuali yang sudah di sesuaikan ejaannya :
- Harga jual mobil setiap tahu semakin merosot.
- Barang indonesia banyak yang di ekspor ke luar negri.
- Motor Garuda termasuk barang produksi dalam negri.
d. Menuliskan judul buku dalam daftar pustaka :
- Yusuf, Pawit. 1995. Pedoman Praktis Mencari Informasi. Bandung : Remaja Rosada Karya.
- Harjasujana, Ahmad S. 1965. Materi Pokok Membaca. Jakarta : Karunika.
- Tarigan, Djago. 1987. Materi Pokok K eterampilan Menyimak. Jakarta : Angkasa.

4. Penulisan Kata :
a. Kata Dasar :
-
-
-
b. Kata Turunan :
-
-
-
c. Gabungan Kata Ulang :
-
-
-
d. Gabungan Kata :
-
-
-
e. Kata Ganti :
-
-
-
f.
-
-
-
g. Partikel :
-
-
-
h. Angka dan Lambang Bilangan :
-
-
-
i. Kata ‘’si’’ dan ‘’sang’’ :
-
-
-
j. Unsur Serapan :
-
-
-
no image

Tugas bahasa Indonesia II

RAGAM BAHASA INDONESIA

A. Pengertian Ragam Bahasa Indonesia

          Ragam bahasa adalah sebuah warna bahasa yang dihasilkan penulis atau pengarang. Ragam bahasa ikut serta menentukan ketepatan makna baik secara leksikal maupun kontekstual bahkan masalah idiom.

1. Hal-hal yang menyebabkan timbulnya ragam bahasa diantaranya adalah letak geografis, bahasa suatu daerah dengan daerah lain di Indonesia umumnya berbeda, bahkan sulit dimengerti antara orang 1 dengan orang lainnya, hal ini disebabkan juga karena adat istiadat dan budaya yang berlaku di daerah tersebut, serta faktor sejarah atau orang terdahulu yang menggunakan bahasa tersebut didaerah masing-masing.

          ilustrasi : misalnya saja dikampus ada 2 orang sunda bertemu, dan berbicara menggunakan bahasa sunda, hal ini tentu saja sulit dimengerti bagi orang yang tidak berasal dari daerah sunda, contohnya jawa,kalimantan,sumatra atau daerah lainnya, perlu pembelajaran dan adaptasi terlebih dahulu.

          Factor lain yang menyebabkan ragam bahasa adalah topik yang dibicarakan serta lawan bicara.
Pembicaraan orang IT tentu saja berbeda dengan pembicaraan orang kesehatan atau orang dari teknik kimia, banyak istilah-istilah yang mungkin tidak dimengerti oleh orang yang bukan dibidangnya, contohnya HDD,MB,Byte,Bit bagi orang IT, hal dasar seperti ini mungkin tidak dimengerti oleh orang yang bukan dibidang IT, atau Asam Nukleat, NHCl, Nitrat, Nitrit, bagi orang dibidang kimia adalah hal yang mudah dimengerti, namun lain halnya dengan orang IT yang mungkin tidak mengerti sama sekali dengan simbol dan arti dari tulisan tersebut.
Menurut medium pembicara juga dapat mempengaruhi ragam bahasa, contohnya ragam bahasa tulisan denga ragam bahasa lisan, tentu saja berbeda penggunaannya
Ciri Ragam Bahasa Tulis :

  1. Kosa kata yang digunakan dipilih secara cermat,
  2. Pembentukan kata dilakukan secara sempurna,
  3. Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap,
  4. Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.

          Berbeda jika kita berbicara langsung dengan orang lain.karena init dari komunikasi adalah membuat lawan bicara kita mengerti apa yang kita maksud, hal ini menjadikan ragam bahasa tulisan lebih sulit dan perlu terstruktur dan padu agar pembaca dapat mengerti apa yang dimaksud oleh sang penulis.


B. BAHASA BAKU

          Bahasa baku adalah bahasa yang dijadikan standar, patokan, atau tolok ukur sebagai bahasa yang baik dan benar. Kebakuannya mengacu pada kaidah fonologis, morfologis, sintaksis, dan semantis. Acuan kaidahnya telah dirumuskan dan ditetapkan Pusat Bahasa meliputi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Tatabahasa Indonesia Baku.

Penggunaan bahasa baku biasanya dipakai dalam situasi dan konsidi sebagai berikut di bawah ini :
1. Komunikasi Resmi (Tertulis)
Contoh : Surat-menyurat resmi, pengumuman resmi, undang-undang, peraturan, dan lain-lain.
2. Pembicaraan Formal Di Depan Umum (Lisan)
Contoh : Pidato, ceramah, khotbah, mengajar sekolah, mengajar kuliah, dan lain sebagainya.
3. Wacana Teknis (Tertulis)
Contoh : Karangan ilmiah, skripsi, tesis, buku pelajaran, laporan resmi, dan lain-lain.
4. Pembicaraan Formal (Lisan)
Contoh : Murid kepada guru, bawahan kepada atasan, layanan pelanggan kepada pelanggan, menteri kepada presiden, dsb. Tidak hanya terbatas kepada orang yang dihormati saja karena presiden umumnya berbicara pada rakyat jelata dengan bahasa formal.

C. BAHASA BEKU

          Bahasa beku adalah bahasa –baik berupa kata maupun rangkaian kata—yang sebenarnya tidak sesuai kaidah kebahasaan, namun dipatenkan sebagai bahasa yang benar. Bahasa beku ini muncul karena produktivitas penggunaan yang tinggi.
Contoh : penulisan kata esa untuk Tuhan seharusnya terangkai karena kata dasar, namun kemudian dituliskan terpisah: Tuhan Yang Maha Esa, dan bukan Tuhan Yang Mahaesa. Jadi, penulisan Maha Esa ini telah dibekukan atau dianggap benar.

D. BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

          Pada kenyataannya, kita sebagai pengguna bahasa dibenturkan pada dua masalah kebahasaan: ketepatan kaidah dan ketepatan situasi dan kondisi berbahasa. Ketepatan kaidah berkaitan dengan tata bahasa, sedangkan ketepatan situasi dan kondisi berbahasa berkaitan dengan prinsip komunikasi –siapa yang berbicara, kepada siapa kita berbicara, dalam keadaan apa kita berbicara, untuk kepentingan apa kita berbicara.

          Bahasa yang benar adalah bahasa yang idealnya menaati kaidah secara penuh. Ketepatan kaidah tata bahasa, intonasi, serta ekspresi adalah komponen yang mutlak harus dipenuhi oleh sang pembicara. Bahasa yang benar ini digunakan dalam situasi formal yang cenderung kaku dan bersifat satu arah dalam situasi lisan. Sebagai contoh, kita ambil pidato yang sungguh-sungguh taat asas terhadap kaidah.

          Bahasa yang baik adalah bahasa yang menilik kesesuaian situasi dan kondisi pembicaraan. Saat kita berbicara atau menulis, kita akan menyesuaikan bahasa dan cara berbicara atau menulis kita dengan yang diajak bicara dan situasi serta kondisi pembicaraan. Contohnya, kita tidak mungkin berbicara menggunakan bahasa ilmiah dengan seorang anak TK, kita tidak akan menggunakan bahasa Indonesia baku saat menulis buku harian, atau presiden tidak akan menggunakan bahasa “gaul” saat berpidato.

          Jadi kesimpulannya bahasa yang baik dan benar adalah bahasa yang taat asas terhadap kaidah dan digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi pembicaraan yang tepat.

E. KATA TIDAK BAKU

TIDAK BAKU BAKU

Jum’at Jumat
Risiko Resiko
Sistim Sistem
Tekhnik Teknik
Nampak Tampak
Non Baku Tidak Baku
Legalisir Legalisasi
Computer Komputer

F. KETENTUAN UMUM DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA

          Penggunaan tulisan atau huruf diluar tulisan atau huruf latin. Jika dianggap perlu dapat di benarkan sepanjang untuk nama atau lambang produk yang telah mendapat izin sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

G. JAWABAN NOMOR 7 PENULISAN MENGGUNAKAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

Makota tailor = tailor mahkota
Sentral motor = central motor
Mitra department store = department mitra store
Jaya optic = optic jaya
Dieng plaza = plaza dieng
Srikandi hotel = hotel srikandi
Cahaya print = print cahaya
Fotocopy jaya = photocopy jaya
no image

tugas bahasa Indonesia I


SEJARAH SINGKAT BAHASA INDONESIA


          Bahasa Indonesia terbentuk dari bahasa Melayu(Austronesia) yang kemungkinan telah dipakai sejak abad-abad awal penanggalan modern. Bahasa ini sering disebut bahasa Melayu Pasar karena bahasa ini sering dipergunakan dalam transaksi-transaksi perdagangan kala itu. Seperti yang dikatakan oleh Jan Huyghen Van Linschoten di dalam bukunya yang terkenal, Itinerario menuliskan bahwa Malaka adalah kota tempat berkumpulnya nelayan di seluruh dunia, kemudian mereka mendirikan sebuah kota dan menciptakan bahasa mereka sendiri dengan mengambil kata-kata terbaik dari bahasa-bahasa di sekitar mereka sehingga bahasa Melayu dikenal sebagai bahasa yang paling sopan dan paling pas dikawasan Timur Jauh. Bahasa Indonesia diakui secara resmi sebagai bahasa nasional pada peristiwa sumpah pemuda(28 Oktober 1928).

          Namun penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional pertama kali dikemukakan oleh Muh Yamin pada Kongres Nasional kedua di Jakarta. Beliau mengatakan, "Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan".
Hingga saat ini bahasa Indonesia masih terus mengalami penambahan kosa kata baik melalui penciptaan maupun serapan. Bahasa Indonesia sendiri terdiri dari berbagai komposisi kata yang diserap dari bahasa asing seperti bahasa Belanda, Inggris, Sanskerta, Cina, Arab, Parsi, Hindi Portugis dan sebagainya. Sebagaimana Anda ketahui, bahasa Indonesia yang sekarang ini berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara mengalami perjalanan sejarah yang panjang. Perjalanan yang ditempuh oleh bahasa Indonesia tak terpisahkan dengan perjalanan yang ditempuh oleh bangsa Indonesia untuk merdeka.

          Sejalan dengan hal tersebut, sejarah perkembangan bahasa Indonesia dapat ditinjau dari masa sebelum Indonesia merdeka dan masa sesudah merdeka. Peristiwa bersejarah yang monumental bagi bangsa dan bahasa Indonesia adalah diikrarkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 di Jakarta. Ikrar Sumpah Pemuda itu terdiri atas tiga butir yang berbunyi sebagai berikut :

  1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.
  2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
  3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

          Tampak pada teks di atas bahwa ikrar pertama dan kedua berbeda dengan ikrar yang ketiga. Ikrar pertama dan kedua berupa pernyataan pengakuan terhadap tumpah darah yang satu dan bangsa yang satu, sedangkan ikrar yang ketiga tidak berupa pengakuan, tetapi berupa kebulatan tekad untuk menjunjung bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan. Dengan demikian, ungkapan Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa yang sering diucapkan orang tidak sesuai dengan aslinya. Memang, kita mengaku satu nusa dan satu bangsa, tetapi tidak mengaku hanya satu bahasa. Banyak orang salah sangka terhadap ikrar ketiga Sumpah Pemuda.

          Bangsa Indonesia tidak berkeinginan hanya memiliki satu bahasa dipertegas oleh penjelasan Pasal 36, UUD 1945, yang menyebutkan bahwa bahasa-bahasa daerah yang dipelihara dengan baik ( misalnya bahasa Jawa, Sunda, Madura, Bugis, Bali dan sebagainya ), dihormati dan dipelihara juga oleh Negara. Bahasa melayulah yang mendasari bahasa Indonesia yang kemudian diangkat menjadi bahasa persatuan. Masalah yang menarik perhatian para ahli sosiologi bahasa adalah kondisi apa yang memungkinkan bahasa Melayu dipilih dan disepakati untuk diangkat menjadi bahasa nasional. Dan, mengapa bukan bahasa Jawa atau Sunda yang jumlah penuturnya lebih banyak daripada bahasa Melayu.

Berikut ini dikemukakan beberapa alasan sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut:

  1. Bahasa Melayu telah digunakan sebagai Lingua Franca (bahasa perhubungan) selama berabad-abad sebelumnya di seluruh kawasan tanah air kita. Hal tersebut tidak terjadi pada bahasa Jawa, Sunda, ataupun bahasa daerah lainnya.
  2. Bahasa Melayu memiliki daerah persebaran yang paling luas dan yang melampaui batas-batas wilayah bahasa lain meskipun jumlah penutur aslinya tidak sebanyak penutur asli bahasa Jawa, Sunda, Madura, ataupun bahasa daerah lainnya.
  3. Bahasa Melayu masih berkerabat dengan bahasa-bahasa Nusantara lainnya sehingga tidak dianggap sebagai bahasa asing.

Ada beberapa istilah yang biasa digunakan untuk bahasa Indonesia, yakni:

  • Bahasa Resmi.
  • Bahasa Negara.
  • Bahasa Persatuan.
  • Bahasa Kesatuan.
  • Bahasa Nasional.
1. Bahasa resmi ialah bahasa yang telah disahkan/disresmikan pemakaiannya melalui Undang-Undang atau peraturan Pemerintah, yaitu Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, pasal 36.
2. Bahasa negara adalah sebuah bahasa yang secara resmi dalam Undang-Undang Dasar sebuah Negara ditetapkan sebagai alat komuikasi resmi Kenegaraan, artinya, segala urusan kenegaraan, administrasi kenegaran, dan kegiatan-kegiatan kenegaran dijalankan dengan menggunakan bahasa itu. Contoh:
  • Bahasa Indonesia pada mulanya bahasa Melayu
  • Bahasa philipino pada mulanya bahasa Tagalog dan bahasa Inggris diangkat menjadi bahasa.
Negara, karena bahasa Inggris memamng dipakai secara merata sebagai lingua franca di seluruh wilayah Filipina.
3. Bahasa persatuan ialah bahasa yang berfungsi mempersatukan semua suku bangsa yang ada di Indonesia. Bahasa persatuan ialah bahasa yang digunakan sebagai alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda latar belakang social, dan bahasanya.
4. Bahasa Kesatuan adalah bahasa yang telah menjadi satu dari berbagai bahasa daerah di Indonesia dapat diikat oleh bahasa Indonesia Pengertian kesatuan dan persatuan untuk bahasa Indonesia hampir tidak ada bedanya. Tapi, jika istilah ini kita tinjau dari segi tatanegara, jauh sekali bedanya. Misalnya Negara kesatuan adalah Negara unifikasi, seperti Republik Indonesia, sedangkan Negara persatuan adalah Negara federal seperti Indonesia pada masa R.I.S (Republik Indonesia Serikat) atau seperti Negara Amerika Serikat sekarang.
5. Bahasa Nasional ialah bahasa kebangsaan (bahasa yang muncul dari bangsa itu sendiri, nasional dari kata nation ‘bangsa’), yang digunakan sebagai bahasa perhubungan resmi berbagai-bagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang social budaya dan bahasanya dalam suatu bangsa.

PERTANYAAN :

1. Sebutkan alasan apa yang mendasari pengangkatan bahasa melayu menjadi bahasa indonesia?

2. Jelaskan pendapat saudara, mengapa sikap bangga menggunakan bahasa indonesia itu perlu terus dibina?

3. Sebutkan dan jelaskan macam-macam fungsi bahasa berdasarkan tujuannya?

4. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa indonesia memiliki empat fungsi, sebutkan keempat fungsi dan jelaskan pengertian masing-masing fungsi tersebut, berikan pula contoh perwujutan fungsi-fungsi tersebut dalam pemakaiannya?

5. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa indonesia memiliki empat fungsi, sebutkan keempat fungsi dan jelaskan pengertian masing-masing fungsi tersebut, berikan pula contoh perwujutan fungsi-fungsi tersebut dalam pemakaiannya?

JAWABAN

1. Karena pada dasarnya bahasa Indonesia berakar dari bahasa melayu riau, dan bahasa yang dipilih sebagai bahasa nasional itu adalah bahasa melayu. Yang disebut juga lingua franca. Akibat banyaknya pelabuhan perniagaan yang tersebar dinusantara, maka terciptalah dan diresmikannya bahasa Indonesia sebagai resmi bangsa Indonesia.

2. Perlu adanya pembinaan dalam menggunakan bahasa Indonesia terhadap diri kita karena agar tidak kehilangan sifat dari bahasa Indonesia itu sendiri. Misalnya banyak sekali pengucapan dalam bahasa Indonesia dirubah dengan bahasa-bahasa yang gaul dan asing, sehingga pengucapan bahasa Indonesia yang baik dan benar bias hilang. Oleh karena itu kita perlu membinanya sejak dini supaya bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa kita yang utuh dan baik.

3.

- Kultural.
Tujuan kultural :
Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyimpan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

- Filosofis.
Tujuan filosofis :
Sebagai alat untuk meneliti benda-benda pubakala, khususnya naskah-naskah kuno.

- Artistik.
Tujuan artistik :
Sebagai alat untuk menyimpan rasa estetis melalui seni sastra.

- Politik.
Tujuan politik :
Sebagai alat untuk mempersatukan bangsa dan menyelenggarakan administrasi pemerintah.

4. Fungsi bahasa nasional :

  • Lambang kebanggaan nasional.
  • Lambang identitas nasional.
  • Alat pemersatu berbagai latar belakang sosial budaya.
  • Alat perhubungan antar budaya dan daerah.

5. Fungsi bahasa negara :

  • Bahasa resmi kenegaraan.
  • Bahasa pengantar lembaga pendidikan.
  • Bahasa dalam pengembangan kebudayaan nasional dan IPTEK.
  • Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional.

Back To Top